Wednesday 1 January 2014

Ada Apa Dibalik Permintaan MAAF?


sumber: www.monaratuliu.com

Akhir-akhir ini baru dapet ilmu baru.. Baru tahu bahwa pantang kita nyuruh anak untuk minta maaf. Lho, kok gitu?

Sebenernya bertanggung jawab lebih penting daripada sekedar permintaan maaf. Tapiiiiiii… hanya anak yang udah sanggup untuk merasa bersalah yang bisa diajak bertanggung jawab. Tujuannya supaya anak bisa memaknai bahwa tanggung jawab adalah sesuatu yang enak. Lho, kok gitu? Kan pola pikir anak masih enak vs nggak enak, yang anak pikir enak ya dijalanin, yang anak pikir nggak enak ya ditinggalin… Beda sama orang dewasa yang pola pikirnya udah penting vs nggak penting.. walaupun nggak enak, tapi kalo penting, ya tetep dijalanin…

Sementara minta maaf itu adalah bentuk dari sopan santun, bukan bentuk relevan dari tanggung jawab dalam artian sanggup menaggung kerugian. Yg jauh lebih penting dari sekedar permintaan maaf adalah ‘ganti rugi’. Karena ganti rugi adalah bentuk kesanggupan dari tanggung jawab. Orang yang sanggup bertanggung jawab, adalah orang yang sanggup menanggung kerugian. Untuk belajar bertanggung jawab, caranya dgn ajari anak terbiasa bayar ganti rugi saat melakukan sesuatu yg merugikan orang lain. Jangan selalu menghubungkan ganti rugi dengan sesuatu yg bentuknya materi lho ya… Ganti rugi ini bermacam2 bentuknya

Contoh nyatanya:

Jika si adik merusak kertas kerja kakaknya, si adik harus ganti rugi dengan membantu si kakak untuk mengerjakan ulang.

Jika si kakak nggak sengaja mendorong si adik hingga terjatuh dan terluka, si kakak harus sigap mengambilkan tissue dan obat luka juga berbagai keperluan si adik.

Untuk bisa membuat anak bertanggung jawab, seorang anak harus sanggup merasa bersalah dulu. Kalo anak belum sanggup merasa bersalah diajak bertanggung jawb, bisa2 anak salah memaknai tanggung jawab sebagai sesuatu yang nggak enak dan perlu dihindari. Akibatnya, selain ogah bertanggung jawab, itu juga bisa bikin anak belajar berbohong.

Beberapa orang ada yang sungguh sulit mengeluarkan kata maaf dari mulutnya, tapi dia siap dan sigap dalam bertanggung jawab. Naaaaaah, ada juga lho yang suka mengobral kata maaf tanpa berupaya untuk ganti rugi. Hayooooo…. Lebih suka anak2 masuk golongan manaaaaa??? Hehehe...

Tapi, sebagai mahluk social yang masih perlu sopan santun, saya tetap kasih teladan kepada anak-anak. Caranya dengan mengucapkan kata maaf ke anak tiap kali melakukan sesuatu yang merugikan anak, sengaja ataupun nggak sengaja. Teladan cukup dengan contoh prilaku, bukan prilaku plus ceramah/nasihat, hehehe… Ini perlu supaya anak benar2 mau melakukan apa yang kita contohkan.

Jangan lupa, yang nggak kalah penting memberikan apresiasi setiap perbuatan baik yang sudah dilakukan anak. Supaya yang tertanam dibenak anak adalah: berbuat baik = menyenangkan :)

Mengenal dan Mengatasi BABY BLUES SYNDROME



Pasca melahirkan tentunya akan muncul perasaan pada diri seorang ibu merasa senang, haru sekaligus lega karena perjuangan selama 9 bulan selama masa kehamilan dan proses melahirkan telah terlewati dengan selamat. Kini hadir buah hati yang akan senantiasa menemani hari-hari ibu. Namun beberapa hari kemudian, justeru perasaan senang yang menghinggapi kini berubah menjadi rasa penuh kesedihan dan khawatir. Hampir 50% ibu mengalami rasa sedih dan khawatir pasca melahirkan. Kondisi ini dinamakan sebagai Baby Blues Syndrome.

Baby Blues Syindrome yang biasa juga dikenal sebagai Postpartum Distress Syndrome merupakan suatu kondisi di mana muncul perasaan gundah gulana atau adanya perasaan sedih yang dialami oleh para ibu pasca melahirkan. Kondisi ini biasanya terjadi pada 14 hari pertama pasca melahirkan dan cenderung memburuk pada 3 atau 4 hari pasca melahirkan. Namun jika ibu mengalami kondisi yang sama melebihi batas normal 2 minggu, maka baiknya ibu berkonsultasi dengan dokter, karena di khawatirkan mengalami Postpartum Depression.

Banyak kalangan menilai adalah hormon yang menyebabkan ibu mengalami baby blues syndrome. Pada saat kehamilan, ibu banyak mengalami perubahan besar baik fisik maupun non fisik termasuk di dalamnya perubahan hormon. Begitu juga pasca melahirkan, perubahan tubuh dan hormon kembali terjadi lagi. Perubahan-perubahan yang kembali terjadi pada diri anda akan sangat mempenngaruhi perasaan ibu. Penurunan secara drastis kadar hormon estrogen dan progesteron serta hormon lainnya yang di produksi oleh kelenjar tiroid akan menyebabkan ibu sering mengalami rasa lelah, depresi dan penurunan mood.

Selain hormon, hadirnya si kecil yang harus betul-betul diawasi, dipenuhi perhatiannya, diasuh siang dan malam banyak menguras tenaga ibu, sehingga ibu mengalami keletihan dan kurang waktu istirahat. Perubahan pola hidup ini juga sebagai faktor banyak ibu pasca melahirkan mengalami depresi. Selain itu kecemasan yang menghantui para ibu, kecemasan akan masa depan anak, kecemasan apakah mampu atau tidaknya membesarkan anak dengan baik, dan kecemasan lainnya yang menghantui ibu juga bisa memicu baby blues syndrome. Ibu yang mengalami Baby Blues Syndrome biasanya akan mengalami gejala-gejala:

- Rasa sedih dan depresi memenuhi perasaan ibu hingga menyebabkan ibu sering menangis
- Emosi sangat labil, mudah marah, gampang tersinggung dan sering hilang rasa sabarnya.
- Kerap kali ibu merasa kelelahan dan sering dihinggapi sakit kepala
- Sering merasa kurang percaya diri
- Sering mengalami rasa cemas
- Mengalami kesulitan dalam berisitirahat atau susah tidur
- Sering mengalami rasa takut akan berbagai hal

Baby Blues Syndrome memang bisa dikatakan gejala normal ibu pasca melahirkan. Namun kondisi tersebut cukup menyiksa bagi ibu. Oleh karena itu diperlukan kiat-kiat untuk menghindari atau meminimalkan kondisi akibat baby blues syndrome tersebut. Berikut beberapa tips yang bisa ibu lakukan:

1. Lakukan persiapan yang matang sebelum melahirkan. Persiapan di sini bisa meliputi persiapan fisik (perlengkapan bayi, dana, dll) maupun persiapan mental. Karena seorang ibu yang sudah matang dan siap dalam menghadapi persalinan, maka mental ibu akan terasah tatkala ibu memiliki buah hati baru.

2. Lengkapi pengetahuan ibu akan perawatan dan kesehatan seputar bayi. Pengetahuan bisa di dapat melalui buku, majalah, forum atau situs-situs bayi. Ibu yang telah siap dalam melakukan perawatan bayi dan telah paham betul bagaimana cara membesarkan bayi dengan benar akan terhindar dari baby blues syndrome

3. Support dari keluarga sangat penting terutama dari suami guna menghindarkan ibu terkena baby blues syndrome. Berkeluh kesahlah pada suami, berbagi tugas dan tanggung jawablah dengan suami akan meringankan beban ibu

4. Berisitirahatlah selagi kesempatan untuk beristirahat itu ada. Merawat bayi memerlukan perhatian ekstra. Dibutuhkan tenaga dan pikiran yang tidak sedikit yang dapat membuat ibu sangat letih. Oleh karena itu jika ada waktu istirahat manfaatkan dengan baik, atau mintalah pengasuhan sebentar baik oleh suami atau keluarga lainnya untuk memberikan anda waktu untuk beristirahat.

5. Berbagi pengalaman dengan ibu-ibu yang lain dipercaya dapat mengurangi beban ibu pasca melahirkan. Anda bisa melakukan hal ini dengan berbagai komunitas ibu yang ada.

6. Perhatikan pola makan anda. jaga kebutuhan nutrisi dan vitamin bagi ibu. Selain untuk kualitas ASI, nutrisi dan vitamin yang terpenuhi akan membuat ibu makin tampil sehat pula.

7. Be positive. Buang jauh-jauh perasaan negatif tentang apa pun itu. Hidup akan terasa ringan jika anda selalu berpikiran positif.

8. Jangan lupa berdoa, berserahlah kepada Yang Maha Kuasa karena segala sesuatu pasti ada di tangan-Nya. Berdoalah agar kehidupan anda, keluarga, dan anak anda senantiasa dalam lindungan dan berokah-Nya.

sumber: www.bidanku.com